Kisah Abu Nawas : Kebohongan Abu Nawas

Kisah Abu Nawas

Kisah Abu Nawas : Kebohongan Abu Nawas
Ilustrasi Abu Nawas. Src : Wikipedia

Al Kisah, Abu Nawas sedang berjalan di tengah pasar. Dia melihat ke dalam topinya dan penuh bahagia. Orang-orang pun heran, lalu bertanya.

Orang : “Hai Abu Nawas, apa yg kamu lihat ke dalam topimu itu yang membuatmu tersenyum bahagia?”

Abu Nawas : “Aku sedang melihat Surga yang dihiasi barisan bidadari-bidadari yang cantik nan menawan (dengan ekspresi meyakinkan)".

Seseorang : "Coba aku lihat?"

Abu Nawas : "Tapi saya tidak yakin kamu bisa melihat seperti apa yang saya lihat.” 

Orang : “Mengapa ?" (serempak, karena sama-sama semakin penasaran).   

Abu Nawas : “Karena hanya orang yang beriman saja dan shaleh yang bisa melihat Surga dan Bidadarinya di topi saya ini".

Seseorang : "Coba aku lihat !!"

Abu Nawas : “Silahkan” 

Orang itu pun melihat ke dalam topi, lalu sejenak menatap ke arah Abu Nawas, kemudian menengok ke orang-orang di sekelilingnya dan berkata : "Benar-benar aku melihat surga dan bidadari luar biasa” (Dengan penuh kagum).

Orang-orang pun heboh ingin menyaksikan Surga dan bidadari di dalam topi Abu Nawas, tetapi Abu Nawas mewanti-wanti, bahwa hanya orang-orang yang ber-Iman dan Shaleh saja yang bisa melihatnya.

Dari sekian banyak yang melihat ke dalam topi itu banyak yang mengaku melihat Surga dan bidadari tetapi banyak juga yang tidak bisa melihat sama sekali. Mereka yang tidak bisa melihat berkesimpulan "Abu Nawas telah berbohong".

Mereka pun melaporkan Abu Nawas kepada Raja, dengan tuduhan telah menebarkan isu kebohongan di tengah-tengah masyarakat. Akhirnya, Abu Nawas dipanggil menghadap Raja untuk diadili.

Dalam Sidang Pengadilan Raja :

Raja : "Benarkah di dalam topimu bisa terlihat surga dengan bidadarinya?”

Abu Nawas : "Benar paduka Raja, tetapi hanya orang yang beriman saja dan shaleh yang bisa melihatnya. Sementara yang tidak bisa melihatnya, berarti dia belum beriman dan tidak Shaleh. Kalau paduka Raja mau menyaksikannya sendiri, silahkan.”

Raja : "Baiklah, kalau begitu saya mau menyaksikannya sendiri.”

Sudah dipastikan bahwa Raja tidak melihat surga apalagi bidadari di dalam Topi Abu Nawas. Raja berpikir, kalau ia mengatakan tidak melihat surga dan bidadari, berarti ia termasuk tidak beriman, maka akan berakibat bisa merusak reputasinya sebagai Raja.

Raja : (Dengan setengah berteriak dan pura-pura kagum) “Engkau benar Abu Nawas, aku menyaksikan Surga dan Bidadari di dalam topimu!"

Maka Rakyat yg menyaksikan reaksi Rajanya itu, lalu diam seribu bahasa & tak ada lagi yg berani membantah Abu Nawas. Mereka takut berbeda dengan Raja dan khawatir di cap belum beriman & tidak Shaleh. Konspirasi kebohongan yang ditebar oleh Abu Nawas, mendapat legitimasi dari Raja.

Abunawas : (Dalam hati tertawa sinis sambil bergumam). "Beginilah akibatnya kalau ketakutan sudah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan pun akan merajalela."

Ketika keberanian lenyap dan ketakutan telah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan akan melenggang kangkung sebagai sesuatu yg “benar”. Ketakutan untuk berbicara jujur, juga karena faktor gengsi. Gengsi dianggap belum beriman atau dengan alibi/alasan lainnya. Padahal, label gengsi itu hanyalah rekayasa opini publik yang dipenuhi dengan kebohongan.

Kepercayaan diri sebagai pribadi yang mandiri untuk berkomitmen pada kebenaran berdasarkan prinsip kejujuran telah dirontokkan oleh kekhawatiran label status yang sesungguhnya sangat subyektif dan semu.

Kecerdikan konspirasi (kebohongan) opini publik Abu Nawas, telah menumbangkan kebenaran & kejujuran. Akhirnya, kecerdasan tnp kejujuran & keberanian, takluk di bawah kecerdikan yg dilakonkan dgn penuh keberanian & kepercayaan diri meski pun itu adlh kebohongan yg besar & nyata. 

Kasus legitimasi kebohongan versi Abu Nawas ini, mungkin telah terjadi disekitar kita. Tentu dengan aneka versinya. Bagaimana dengan kondisi kita saat ini dan kemarin, hari ini dan esok lusa? Hanya kita sendiri yang dapat mengubah sikap kita ini. Semoga kisah ini bermanfaat.*(zq)

*Penulis : KH. Tubagus Salim Idrus