Menabur Asa Di Sebuah Pengabdian

Menabur Asa Di Sebuah Pengabdian. Oleh : Ahmad Rosyidin (Ketua Media PAC GP Ansor Wanasari)

Menabur Asa Di Sebuah Pengabdian
Suasana Rakerancab II PAC GP Ansor Kecamatan Wanasari

Jarum jam baru menunjukkan Pukul 19.45 WIB, baru kisaran sekian menit sesudah masuk Isya. Masih sore tentu saja. Namun jalan pertigaan di pusat Desa Glonggong Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes itu sudah mulai lengang. Hanya beberapa orang Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dari Satkorkel Glonggong yang masih bertahan, seorang diantaranya memegang lampu pengatur lalu lintas, berdiri di sisi bagian utara jalan. 

Sisa hujan kecil yang ditumpahkan dari langit semenjak sebelum maghrib tadi masih jatuh satu - satu sekarang. Menyisakan genangan air di beberapa permukaan jalan beraspal di sepanjang jalan Desa Glonggong itu. 

Yah, jalan pertigaan itu adalah jalan utama di sana, di seputaran nya terdapat komplek balai desa, dan terutama adalah gedung serbaguna NU Desa Glonggong. Sebuah gedung yang menjadi alasan kami tetap bertahan disana di hari itu, Sabtu, 15 Januari 2023, dari semenjak siang, dan entah sampai jam berapa nanti. 

Yah, kami para pengurus Pimpinan Anak Cabag (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Wanasari, juga para pengurus Pimpinan Ranting (Desa) se-Kecamatan Wanasari, di hari itu memang datang dari berbagai penjuru, dari setiap sudut kawasan Kecamatan ini datang dengan satu tekad yang menjadi amanat yang senantiasa kami junjung. Kami harus mengevaluasi kinerja kami sepanjang tahun 2022 lalu, juga merumuskan langkah strategis baru yang harus kami laksanakan di tahun 2023 ini. 

Yah, inilah satu tonggak sejarah penting yang harus kami jalani, tentang bagaimana dan dengan cara apa kami mesti berkhidmat di dalam Nahdlatul Ulama, lewat Ansor yang merupakan ikatan organisasi yang amat kami cintai. Ini tentang sebuah cinta yang realistis, bukan sebuah slogan kosong belakang. Yah, inilah Rapat Kerja Anak Cabang (Rakerancab)  II PAC GP Ansor Wanasari yang kami jalani di malam itu. 

Tidak seperti di luar yang udaranya serasa dingin menusuk - nusuk tulang, suasana di dalam gedung dimana puluhan sahabat berkumpul di malam itu terasa hidup sekali. Kami lihat para pengurus PAC masih dalam formasi yang relatif lengkap. 

Ketua, Sekretaris, dan Bendahara PAC terlihat bersemangat mengikuti jalannya Rakerancab II, demikian juga 8 dari 9 departemen yang ada, dari departemen MDSRA sampai Media juga terlihat antusias mengikuti jalannya acara. Hanya pengurus dari departemen Sosial Kemasyarakatan yang yang tidak terlihat di sana. 

Departemen Kebanseran yang merupakan bidang tergemuk di PAC hadir dengan belasan pengurus dari Satkoryon. Wanasari Bahkan 2 orang Pengurus Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Brebes yang datang semenjak sore, Sahabat Lutfi Nazarudin dan Munawarudin yang notabene tidak lagi menjabat di PAC GP Wanasari juga masih tetap bertahan di sana, agaknya aura semangat dan kekeluargaan yang menghampar di ruangan gedung tersebut membuat mereka berdua enggan beranjak tempat tsb. Hanya sayang, beberapa Sahabat dari pengurus ranting banyak yg beranjak pulang sehabis maghrib tadi. 

Jarum jam terus bergerak, menghantarkan malam yang kian meninggi. Satu persatu bidang departemen mulai memaparkan capaian dari berbagai program yang telah dirumuskan dahulu, sembari kemudian menetapkan rancangan program baru yang musti kami kerjakan di paruh kedua kepengurusan PAC periode ini. 

Lelah dan kantuk mulai menyerang, tentu saja. Sebagian besar dari kami adalah anak muda yang yang tidak akrab dengan suasana rapat yang mirip dengan sidang DPR yang memakan waktu berjam-jam. Tapi kami tetap bertahan, rasa tanggung jawab pada tugas kami di GP Ansor, jauh lebih besar dari hanya sebuah perasaan lelah.

Menyaksikan dan ikut menjadi bagian dari Rakerancab ini membuat rasa bangga dan haru bercampur menjadi satu. Mereka telah mengabdikan segenap waktu, pikiran, dan tenaga dengan nyata, bukan sekedar retorika belaka. Program kerja yang dirumuskan adalah semata untuk kepentingan bersama, seperti bagaimana membumikan Aswaja, bagaimana mengabdi di tengah masyarakat lewat aksi bakti sosial, Ansor peduli, dan lain sebagainya. 

Betul, apa yang kami lakukan hanyalah setetes kecil, namun tak dapat dipungkiri, dari tetesan - tetesan kecil seperti inilah yang kemudian menjelma menjadi arus besar dalam Nahdlatul Ulama. Arus besar yang akan mampu mewarnai sejarah. 

Malam telah melewati puncaknya, jarum jam telah menunjukkan pukul 01.00 WIB lebih. Akhirnya selesai sudah acara Rakerancab itu. Sebuah doa penutup yang disampaikan oleh Ustadz Safrudin, menjadi simpul harapan agar kami semakin ikhlas, semakin maksimal dalam pengabdian kami pada GP Ansor, pengabdian di Nahdlatul Ulama. Karena hanya ini mungkin sedikit ikhtiar kami untuk mencari bekal saat harus menghadap ke Illahi Rabbi, kelak.* (AR/ZQ)